Selasa, 08 Juni 2010
Memahami Perbedaan Antara Perhatian dan Penjajahan
Ketika ulang tahun tiba, tak cuma bunga yang datang. Tapi si dia juga hadir bersama sebuah kado lain. Sebuah pena bersaput emas dengan nama Anda tergravir di sana. Ketika kecupan sayang mendarat di pipi, dia membisikkan, "Sekarang kalau nulis, apalagi nulis surat cinta, selalu pakai ini ya..." Selang beberapa waktu, di suatu malam, telepon pun berdering. "Dengerin lagu di saluran anu deh. Sekarang. Nah itu ungkapan cinta saya. Kamu punya kasetnya (CD-nya)? Beli besok atau mau dibeliin. Lagunya bagus-bagus, aransemennya berkelas. Atau besok kita jalan-jalan mampir ke toko kaset ya?" Coba bayangkan, siapa yang tidak tersanjung kalau si dia memberi perhatian begitu besar, istimewa dan sangat... pribadi. Tak cuma wanita, tapi pria yang mengalami hal semacam ini, dijamin juga bakal 'tergelincir'. Lebih hebat lagi, jika hampir setiap hari sang pasangan ngotot mengantar dan menjemput, menentukan akan pergi ke mana, mau makan di mana. Sampai-sampai jenis menunya atau film (kalau acaranya nonton) dia pilih, dan selalu dengan embel-embel, "Karena ini saat yang istimewa ..." Begitu banyak perhatian, perlakuan istimewa yang Anda dapat. Tapi jika berlebihan, memagari setiap langkah, pastilah suatu saat Anda jengah. Bayangkan semua 'kemudi' dan 'komando' berasal dari si dia. Semuanya serba dia yang menentukan, sampai urusan selera pun harus 'disesuaikan'. Tapi anehnya, mereka yang tak pernah mendapatkan 'perlakuan khusus' dari pasangannya, pasti menganggap hal-hal semacam itu menyenangkan. Namun mereka yang mengalaminya, dijamin, suatu saat akan berontak dan memutuskan rantai-rantai halus yang mengikatnya. Kuncinya adalah, apapun yang terlalu berlebihan tentulah mendatangkan ketidaknyamanan. Jadi sebaiknya, improvisasikanlah sesuai kebutuhan. Daripada konyol, kan?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar