Telah dua bulan musim hujan berlalu sehingga di mana-mana pepohonan nampak menghijau. Tampaklah seekor ulat kecil di antara dedaun menghijau yang bergoyang-goyang diterpa angin.
“Apa kabar daun hijau” Sapa ulat kecil
Tersentak daun hijau menoleh ke arah suara yang datang
“Oh, kamu ulat kecil. Badanmu kelihatan kurus dan kecil? Apa yang terjadi ?” tanya daun hijau
“Aku hampir tidak mendapatkan dedaunan untuk makananku. Bolehkah engkau membantuku sahabat ku?” kata ulat kecil.
“Tentu.. tentu.. dekatlah kemari”
Daun hijau berpikir, “Jika aku memberikan sedikit dari tubuhku ini untuk makanan si ulat, aku akan tetap hijau. Hanya saja aku akan kelihatan berlubang-lubang, Tapi tak apalah menolong ulat tersebut, menolongnya lebih penting daripada penampilan”
Perlahan-lahan ulat menggerakkan tubuhnya menuju daun hijau, dan memakan badan daun hijau.
Setelah makan dengan kenyang ulat berterimakasih kepada daun hijau yang telah merelakan bagian tubuhnya untuk dijadikan makanan si ulat. Ketika ulat mengucapkan terima kasih kepada sahabat yang penuh kasih dan pengorbanan itu, ada rasa puas di dalam diri daun hijau. Sekalipun tubuhnya kini berlubang di sana-sini namun ia bahagia dapat melakukan sesuatu bagi ulat kecil yang lapar.
Sungguh mulia perbuatan daun hijau yang senantiasa bekorban untuk ulat kecil yang kelaparan tapi memikirkan dirinya sendiri. Apabila kita bisa meniru dan mengikuti perbuatan dari daun hijau, tentu saja dunia ini dipenuhi oleh kebajikan dan ketentraman. Marilah mulai hari ini, tanamkan sifat menolong dan melakukan kebajikan setiap harinya niscaya kebahagiaan akan menjadi bagian dari diri anda dan kita semua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar